Page Nav

HIDE

Classic Header

{fbt_classic_header}

Top Ad

//

Breaking News:

latest

Ucapan Anak Bodoh pernah tersemat pada Dua Tokoh Cerdas di Dunia,.

Ucapan bodoh sering kali terdengar oleh kita, "Anak Bodoh atau Kamu Bodoh. Ungkapan ini memang tidak jarang kita temui, baik dilingkung...


Ucapan bodoh sering kali terdengar oleh kita, "Anak Bodoh atau Kamu Bodoh. Ungkapan ini memang tidak jarang kita temui, baik dilingkungan rumah ataupun dilingkungan pendidikan, tapi kita tidak pernah berpikir bahwa siklus perubahan dan perkembangan anak dapat mengubahnya. Salah satu kisah Albert Einstein dan Stephen Hawking Beliau semasa hidup dikenal sebagai orang yang sangat cerdas, tapi ketika masih kecil dan duduk di bangkus Sekolah Dasar (SD) beliau dikenal sebagai murid yang malas, bodoh dan memiliki keterlambatan berpikir.

KISAH (ALBERT EISNTEN)

Mungkin sebagian dari kita tdak mengetahui bahwa Einsten terlahir tidak serta merta langsung menjadi seorang yang jenius, bahkan saat anak-anak ia mengalami kesulitan dalam berbicara dan dikhawatirkan telinganya tidak bisa mendengar. Meski demikian ayahnya Herman Einsten dan ibundanya sangat bersabar dan tenang untuk menunggu anaknya Einsten mampu berbicara, ketika berbicara pun Einsten mengalami keterlambatan namun Pauline berpikir dengan bijak dan selalu membantu Einsten dengan cara mengucapkan kata demi kata dengan sabar.

Memasuki usia sekolah Einsten menghadapi beberapa masalah, ia selalu menjadi siswa yang menempati peringkat terbawah di kelasnya, dan sering mengalami masalah di sekolah. Dia juga mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri engan peraturan sekolah yang ketat, dan belajarnya pun sebatas menghafal. Ditambah lagi guru dan orang yang berada di lingkungan sekolahnya menganggap Einsten bodoh dan intelegensinya rendah, sehingga ia sering mengalami bully-an di sekolahnya. 

Seringkali Einsten membangkang dan tidak mau mengikuti perintah dari gurunya, ia hanya mengerjakan apa yang disukainya yang berubungan dengan musik, sains, dan berlayar. Ia sering tidak mengikuti pelajaran jika ia tidak menyukai pelajarannya sehingga kerapkali ia bolos pada saat pelajaran tertentu seperti bahasa, sastra, dan menggambar, kebiasaan ini yang menjadikan ia tidak lulus pada pendidikan formal disetiap jenjang. Kendati demikian sejak Einsten kecil Pauline selalu membesarkan hatinya dan memberinya semangat dengan ucapannya.

Kemasyhuran Albert Einstein melampaui teori-teori fisikanya yang mengubah pemahaman tentang energi, massa, waktu, ruang dan gravitasi.

KISAH (STEPHEN HAWKING)

Masa kecil Stephen Hawking yang duduk di bang Sekolah Dasar (SD) sangat pemalas dalam belajar serta mudah bosan sehingga sering tidak memperdulikan pelajaran yang di berikan oleh gurunya. Namun, hal itu berubah ketika beliau mengenal Dikran Tahta yang merupakan guru matematikanya. Hawking sangat mengagumi Mr. Tahta karena bisa membuat pelajaran matematika yang begitu membosankan menjadi menyenangkan. Dari gurunya itu pula, dia terinspirasi untuk menjadi seorang guru besar matematika di Universitas Cambridge. Diawali dengan kecintaan terhadap matematika itulah beliau menjadi belajar lebih rajin untuk menggapai cita-citanya. Dengan bantuan Mr. Tahta, beliau pun berhasil merakit komputer menggunakan bagian mekanik jam, papan kabel telepon yang sudah tidak terpakai, dan banyak lagi kompone n daur ulang yang lain. Keren, ya? Melihat kecerdasan sang anak, orangtuanya pun menyarankan Stephen untuk berkuliah di Oxford. Meskipun sangat menyukai matematika, di universitas tersebut beliau mengambil jurusan Fisika dan Kimia karena belum ada jurusan Matematika di sana. Beliau pun berhasil masuk di Universitas Oxford pada tahun 1959, ketika usianya hanya 17 tahun saja. Setelah lulus dari Oxford, Stephen kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil jurusan kosmologi di Universitas Cambridge.

Dari kisah inspirasi kehidupan nyata kedua tokoh dunia ini, kita bisa belajar untuk mempercayai kekuatan mental dan pikiran sendiri. Albert Hasten memiliki cita-cita dan keinginan untuk sekolah kedoktoran walaupun dengan kemampuan dia yang serba kekurangan namun peran dan dukungan orang tua yang sangat kuat.Sedangkan Stephen Hawking tertarik belajar karena seorang guru yang memberikan cara belajar yang kreatif sehingga membuatnya semangat dalam belajar. terimakasih


No comments